"Katanya Pinter Kok Nyombong?" Ternyata Ini Rumusnya


      Berbicara tentang ilmu pengetahuan, mencarinya itu wajib bagi setiap insan saya anda dan kita semua. Tapi, tahukah anda ? Selain mecari ilmu pengetahuan kita juga wajib meningkatkan derajad ilmu kita. Bagaimana caranya?
Baik, bila berbicara seperti di judul artikel ini "Katanya pinter kok nyombong?"
Baik kita akan bahas disini. Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Ada 3 tahapan dalam menuntut ilmu dari Umar Bin Khattab :

    “Ilmu ada tiga tahapan. Jika seorang memasuki tahapan pertama, ia akan sombong. Jika ia memasuki tahapan kedua ia akan tawadhu’. Dan jika ia memasuki tahapan ketiga ia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya”

      Biasanya orang yang masih baru belajar baik itu ilmu agama atau ilmu apa saja, dia akan menjadi sombong. Karena dia merasa sudah berada pada posisi yang paling mulia merasa sudah berilmu, sementara orang lain yang mungkin belum belajar ilmu itu dianggap lebih rendah dari pada dia. Padahal, mungkin kondisinya dialah yang masih banyak kekurangan dan jahil (bodoh).

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hakikat kesombongan dalam hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wa salllam :

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

     “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”. [HR. Muslim, no. 2749, dari ‘Abdullah bin Mas’ûd]

      Kemudian ketika seseorang masuk ke tahapan kedua dalam hal Ilmu, maka dia akan merasa masih banyak hal yang belum dia ketahui dan itu membuat dia lebih tawadu’. Seperti padi, semakin banyak memiliki ilmu, semakin merunduk. Tahapan ini lebih meningkat dari tahapan pertama tadi. Yang mana di hatinya sudah tak ada lagi rasa sombong, bahkan dia lebih merendahkan hatinya terhadap orang lain.

      Kemudian masuk ke tahapan terakhir, yaitu tahapan ketiga. Yaitu tahapan dimana seseorang yang semakin berilmu dia semakin merasa tidak ada apa-apanya, semakin merasa kecil. Karena di tahap ini dia merasa ilmu itu seperti lautan yang begitu luas. Ketika dia mendapat satu ilmu, maka di dalam dirinya akan merasa kurang, dia haus akan ilmu, dan bahkan mengabdikan seluruh hidupnya untuk terus belajar dan belajar meraih ilmu sebanyak-banyaknya.

      Jadi, sedikit tulisan ini semoga bisa kembali mengingatkan kita untuk berkaca diri kembali, sudah sampai sejauh mana tingkatan ilmu kita. Yamg terpenting jangan pernah merasa cukup dalam mencari ilmu. Apa lagi menyombongkan ilmu kita yang sama sekali belum ada apa apa nya :)



(Oleh : Diahayu/Politik'16)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menilik Kembali Sejarah Bangsa Indonesia : PMII Rayon Ushuluddin

KOPDAR LEMBAGA PERS PERGERAKAN

Tadabbur Alam Bentuk Jiwa Militansi Kader